Sebuah kisah

Bayangkan seorang Tech Lead di sebuah startup fintech di Indonesia. Suatu hari, timnya dihadapkan pada tantangan besar terkait dengan pengembangan fitur baru dalam aplikasi keuangan mereka. Sebelum memberikan arahan teknis, Tech Lead ini terlibat dalam suatu proses yang disebut pemecahan masalah.

Pertama-tama, tim teknis dengan penuh semangat mulai menggali informasi teknis terkait kebutuhan pengembangan fitur tersebut. Melalui analisis mendalam, mereka mencoba memahami kendala dan peluang yang ada untuk memastikan fitur tersebut dapat berjalan dengan lancar.

Selanjutnya, fokus mereka beralih pada mendengarkan perspektif teknis dari berbagai anggota tim, termasuk pengembang, desainer, dan QA. Diskusi teknis ini menjadi semacam kolaborasi kreatif, di mana setiap orang dapat memberikan input mereka untuk mencapai solusi terbaik.

Ketika tim teknis menghadapi perbedaan pendapat atau kendala teknis yang kompleks, peran Tech Lead sebagai pemimpin tim sangat penting. Selain menyelesaikan masalah teknis, mereka juga memberikan dukungan pada anggota tim. Mereka memastikan bahwa setiap individu merasa didengar dan nilai kontribusi mereka.

Melalui proses pemecahan masalah ini, Tech Lead dan timnya berhasil mengimplementasikan fitur baru dengan sukses. Kisah ini mencerminkan bagaimana seorang Tech Lead tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga berperan dalam mendukung timnya melalui tantangan dan merayakan kesuksesan dalam pengembangan fitur yang inovatif.

Empat sikap inti kepemimpinan

Dari cerita tersebut ada empat sikap kepemimpinan yang bisa kita pelajari dan ini selaras dengan riset dari McKinsey mengenai empat sikap inti kepemimpinan atau Core Leadership Behavior yaitu:

  • Menyelesaikan masalah secara efektif – Solving problems effectively.
  • Bekerja dengan fokus yang kuat pada pencapaian hasil – Operating with a strong results orientation.
  • Mencari perspektif yang berbeda – Seeking different perspectives.
  • Mendukung orang lain – Supporting others.

Mari kita bahas satu persatu disertai dengan contoh skenario seorang Tech Lead.

Menyelesaikan masalah secara efektif

Proses yang mendahului pengambilan keputusan adalah pemecahan masalah, di mana informasi dikumpulkan, dianalisis, dan dipertimbangkan. Ini sebenarnya sulit dilakukan dengan benar, namun merupakan kontribusi kunci dalam pengambilan keputusan untuk masalah besar maupun yang bersifat sehari-hari (seperti bagaimana menangani perselisihan tim).

ProblemSolution
Tim teknologi terus-menerus menghadapi penundaan dalam penyelesaian proyek.Tech Lead melaksanakan workshop atau pertemuan untuk mengidentifikasi akar permasalahan, dengan melibatkan anggota tim dalam analisis. Mereka kemudian membangun alur kerja yang lebih efisien, mengatasi kemacetan dalam proses dan mempercepat jadwal proyek.
Startup fintech menghadapi peningkatan ancaman keamanan siber.Tech Lead berdiskusi dengan tim lintas divisi/tribe/tech family untuk menilai kerentanan, melakukan audit keamanan menyeluruh, dan menerapkan langkah-langkah keamanan siber yang kuat. Mereka juga mengatur sesi pelatihan bagi tim untuk meningkatkan kesadaran keamanan dan membuat protokol respons.
Contoh skenario menyelesaikan masalah secara efektif bagi seorang Tech Lead.

Menyelesaikan masalah secara efektif melibatkan serangkaian langkah konkret yang dapat diikuti. Berikut adalah penjelasan dan contoh langkah-langkah tersebut:

1.Identifikasi MasalahPenjelasan: Tentukan secara jelas apa masalahnya dan jelaskan dampaknya.
Contoh: Misalnya, dalam tim pengembangan perangkat lunak, mungkin ada peningkatan jumlah bug dalam rilis terbaru yang mempengaruhi kualitas produk.
2.Kumpulkan InformasiPenjelasan: Kumpulkan data dan informasi relevan terkait masalah untuk memahami akar penyebabnya.
Contoh: Analisis data menunjukkan bahwa ada peningkatan bug terkait perubahan tertentu dalam kode.
3.Analisis SituasiPenjelasan: Analisis dengan cermat untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
Contoh: Melibatkan identifikasi perubahan kode, metodologi pengujian yang digunakan, dan dampaknya pada kualitas perangkat lunak.
4.Definisikan Tujuan SolusiPenjelasan: Tetapkan tujuan solusi yang ingin dicapai dengan penyelesaian masalah.
Contoh: Tujuan bisa menjadi mengurangi jumlah bug dalam rilis berikutnya hingga level yang dapat diterima.
5.Pertimbangkan Opsi SolusiPenjelasan: Identifikasi berbagai opsi solusi yang mungkin untuk mengatasi masalah.
Contoh: Opsi dapat mencakup pembenahan kode, perubahan metodologi pengujian, atau peningkatan kolaborasi tim.
6.Pilih Solusi TerbaikPenjelasan: Pilih solusi yang paling sesuai dengan mencocokkan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Contoh: Setelah evaluasi, tim memutuskan untuk melakukan peer review lebih ketat untuk mendeteksi bug sejak dini.
7.Implementasikan SolusiPenjelasan: Terapkan solusi secara sistematis dan komunikasikan perubahan kepada anggota tim.
Contoh: Memperbarui prosedur peer review, memberikan pelatihan tambahan kepada pengembang, dan mengintegrasikan lebih banyak uji otomatis.
8.Evaluasi dan RevisiPenjelasan: Evaluasi efektivitas solusi setelah implementasi dan lakukan revisi jika diperlukan.
Contoh: Melakukan pemantauan bug setelah rilis berikutnya dan melakukan penyesuaian pada prosedur peer review berdasarkan hasilnya.
9.Pelajari dari PengalamanPenjelasan: Ambil pelajaran dari proses penyelesaian masalah untuk mencegah kembalinya masalah serupa.
Contoh: Melakukan retrospektif untuk mengevaluasi proses penyelesaian masalah dan membuat catatan untuk meningkatkan praktik di masa mendatang.
10.Komunikasi dengan Tim atau Pihak TerkaitPenjelasan: Berkomunikasi secara terbuka dengan anggota tim dan pihak terkait.
Contoh: Berkolaborasi dengan tim pengembangan untuk memahami perspektif mereka dan berbagi temuan serta solusi.

Langkah-langkah tersebut membantu memastikan bahwa penyelesaian masalah dilakukan secara terstruktur dan berfokus pada mencapai hasil yang efektif. Setiap langkah harus diarahkan pada tujuan akhir, yaitu mengatasi masalah dengan cara yang berkelanjutan dan meningkatkan kinerja atau kualitas di masa depan.

Bekerja dengan fokus yang kuat pada pencapaian hasil

Kepemimpinan tidak hanya tentang mengembangkan dan menyampaikan visi serta menetapkan tujuan, tetapi juga melanjutkan dengan tindakan untuk mencapai hasil. Pemimpin dengan orientasi hasil yang kuat cenderung menekankan pentingnya efisiensi dan produktivitas, serta memberikan prioritas pada pekerjaan yang memiliki nilai tertinggi.

ObjectiveExecution
Meningkatkan efisiensi proses pengembangan perangkat lunak.Tech Lead menetapkan tujuan yang jelas untuk tim, menekankan pentingnya membuat kode berkualitas tinggi dalam jangka waktu yang ditentukan. Mereka memonitor/mengontrol pencapaian proyek dan merayakan keberhasilan pelaksanaan proyek, memperkuat budaya kinerja yang berorientasi pada hasil.
Luncurkan fitur Mobile Payment dalam tenggat waktu yang ketat.Tech Lead menetapkan tujuan dan jadwal/timeline proyek yang jelas, mengalokasikan tugas berdasarkan kekuatan anggota tim, dan menerapkan sistem manajemen proyek. Mereka terus memantau kemajuan, segera mengatasi hambatan apa pun, dan memastikan fitur diluncurkan dengan sukses sesuai jadwal.
Contoh skenario bekerja dengan fokus yang kuat pada pencapaian hasil bagi seorang Tech Lead.

Bekerja dengan fokus yang kuat pada pencapaian hasil melibatkan sejumlah langkah konkret untuk memastikan tujuan atau target tertentu dicapai. Berikut adalah penjelasan dan contoh langkah-langkah tersebut:

1.Tentukan Tujuan yang JelasPenjelasan: Tentukan dengan tepat tujuan atau hasil yang ingin dicapai.
Contoh: Seorang manajer proyek di sebuah perusahaan perangkat lunak menetapkan tujuan untuk merilis produk baru dalam waktu enam bulan.
2.Rencanakan Langkah-langkah TindakanPenjelasan: Rencanakan langkah-langkah konkret yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Contoh: Merinci tugas-tugas kunci, tenggat waktu, dan tanggung jawab untuk setiap anggota tim.
3.Prioritaskan PekerjaanPenjelasan: Tentukan prioritas tugas berdasarkan urgensi dan dampak terhadap pencapaian tujuan.
Contoh: Menetapkan prioritas untuk fitur-fitur kunci yang harus selesai lebih awal dalam pengembangan produk.
4.Hindari GangguanPenjelasan: Identifikasi dan kurangi faktor-faktor yang dapat mengganggu fokus pada pencapaian hasil.
Contoh: Menonaktifkan notifikasi yang tidak penting selama jam-jam kerja untuk memungkinkan fokus yang lebih baik.
5.Gunakan Teknik Manajemen WaktuPenjelasan: Terapkan teknik manajemen waktu untuk meningkatkan produktivitas.
Contoh: Menggunakan teknik Pomodoro, yaitu bekerja selama 25 menit, diikuti oleh istirahat singkat, untuk menjaga konsentrasi.
6.Tetapkan Batas WaktuPenjelasan: Tetapkan batas waktu untuk menyelesaikan setiap tugas atau tahap.
Contoh: Menetapkan tenggat waktu mingguan untuk mencapai target progres proyek.
7.Evaluasi dan KoreksiPenjelasan: Evaluasi kemajuan secara teratur dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Contoh: Melakukan pertemuan progres mingguan untuk mengevaluasi status proyek dan mengidentifikasi perubahan yang diperlukan.
8.Gunakan Metrik KinerjaPenjelasan: Gunakan metrik atau indikator kinerja untuk memantau pencapaian hasil.
Contoh: Melacak jumlah fitur yang selesai setiap minggu untuk memastikan progres sesuai dengan rencana.
9.Refleksi DiriPenjelasan: Refleksikan kinerja secara teratur untuk mengidentifikasi cara meningkatkan efektivitas.
Contoh: Mengevaluasi tugas-tugas yang telah diselesaikan dan menilai apakah ada cara untuk bekerja lebih efisien.
10.Minta Umpan BalikPenjelasan: Minta umpan balik dari rekan kerja atau atasan untuk memperbaiki kinerja.
Contoh: Berbicara dengan tim untuk mendapatkan saran tentang cara meningkatkan kolaborasi dan efisiensi.

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, individu atau tim dapat mengembangkan kebiasaan bekerja dengan fokus yang kuat pada pencapaian hasil, meningkatkan produktivitas, dan mencapai tujuan secara efektif.

Mencari perspektif yang berbeda

Sifat ini terlihat jelas pada para manajer yang selalu memperhatikan perkembangan yang memengaruhi organisasi, peka terhadap perubahan di sekitarnya, mendorong anggota tim untuk memberikan ide-ide yang bisa meningkatkan kinerja, bisa membedakan mana yang penting dan yang tidak, serta memberikan perhatian serius pada masukan dari pihak-pihak terkait.

Pemimpin yang baik dalam hal ini umumnya membuat keputusan berdasarkan analisis yang baik dan berusaha menghindari berbagai kecenderungan yang bisa mempengaruhi keputusan mereka.

ChallengeApproach
Perusahaan sedang merencanakan fitur baru untuk aplikasi keuangannya.Tech Lead mendorong sesi tukar pendapat yang melibatkan anggota tim dari berbagai departemen, termasuk pemasaran dan Customer Service. Mencari perspektif yang berbeda memastikan bahwa solusi teknis selaras dengan kebutuhan pelanggan dan tren pasar.
Merancang antarmuka yang ramah pengguna untuk aplikasi perencanaan keuangan.Tech Lead menyelenggarakan pertemuan untuk membahas Design Thinking, yang melibatkan desainer UX/UI, pengembang, dan perwakilan Customer Service. Dengan mencari masukan dari beragam perspektif, mereka memastikan antarmuka aplikasi memenuhi kebutuhan pengguna, selaras dengan tren pasar, dan meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Contoh skenario mencari perspektif yang berbeda bagi seorang Tech Lead.

Mendukung orang lain

Pemimpin yang mendukung tahu dan merasakan perasaan orang lain. Dengan menunjukkan diri mereka dengan tulus dan sungguh-sungguh peduli pada orang-orang di sekitarnya, mereka membangun kepercayaan, memberi inspirasi, dan membantu rekan-rekan mengatasi masalah. Mereka terlibat dalam pekerjaan tim untuk meningkatkan efisiensi dalam organisasi, menghilangkan kekhawatiran yang tidak perlu tentang berbagai macam isu internal maupun ancaman dari luar, dan mencegah semangat anggota tim terbuang dalam konflik internal.

ChallengeSupportive Action
Tim menghadapi peningkatan beban kerja dan tenggat waktu yang ketat.Tech Lead berinteraksi dengan anggota tim secara individual, memahami kekhawatiran mereka dan menawarkan dukungan. Tech Lead memfasilitasi pertemuan tim untuk mengatasi tantangan, mengatur ulang tugas demi efisiensi, dan memastikan semua orang merasa didengarkan dan dihargai.
Tim sedang bertransisi ke tech stack/teknologi baru, sehingga menyebabkan stres.Tech Lead melakukan pertemuan one-on-one dengan anggota tim untuk memahami kekhawatiran mereka tentang transisi. Mereka mengatur sesi pelatihan tambahan, menyediakan sumber daya untuk belajar mandiri, dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi tim untuk beradaptasi dengan teknologi baru dengan lancar.
Contoh skenario mendukung orang lain bagi seorang Tech Lead.

Kesimpulan

Dari semua yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin yang efektif memiliki beberapa sifat kunci. Pertama, kemampuan dalam memecahkan masalah dengan baik. Ini melibatkan pengumpulan informasi, analisis, dan pertimbangan sebelum membuat keputusan. Kedua, orientasi hasil yang kuat, di mana pemimpin menekankan efisiensi, produktivitas, dan memberikan prioritas pada pekerjaan yang memiliki nilai tinggi. Selain itu, kemampuan mencari perspektif berbeda, dengan memantau tren, memahami perubahan lingkungan, dan mendorong kontribusi ide dari tim. Terakhir, mendukung orang lain atau anggota tim dengan memahami perasaan mereka dan memberikan dukungan dalam menghadapi tantangan. Pemimpin yang sukses biasanya membuat keputusan berdasarkan analisis yang baik, menghindari bias, dan membangun hubungan yang kuat dengan timnya.

Photo by Hudson Hintze on Unsplash

Author

Engineering Manager, Software Engineer, Chatbot Developer, Natural Language Processing Enthusiast, JAMStack Enthusiast.

Write A Comment