Pendahuluan

Umpan balik konstruktif adalah alat yang powerful untuk pertumbuhan dan perbaikan, memungkinkan individu untuk meningkatkan kinerja mereka dan mencapai potensi penuh. Namun, memberikan umpan balik secara konstruktif bisa menjadi tantangan. Dalam tulisan blog ini, kita akan menjelajahi beberapa kerangka kerja dan model pemikiran populer yang dapat membimbing proses memberikan umpan balik konstruktif. Dengan memahami kerangka kerja ini dan mengadaptasinya dengan situasi tertentu, kita dapat mendorong budaya perbaikan berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan mendukung.

Situation-Behavior-Impact (SBI) Model

Model SBI menyediakan pendekatan terstruktur untuk memberikan umpan balik dengan fokus pada situasi, perilaku, dan dampak dari tindakan yang diamati. Dengan menggambarkan situasi khusus, menjelaskan perilaku atau tindakan, dan menjelaskan dampak yang dihasilkan, model ini memungkinkan pemberi umpan balik untuk memberikan contoh yang jelas dan membantu penerima memahami konsekuensi dari tindakan mereka. Pendekatan ini mendorong refleksi diri dan memfasilitasi pemahaman yang lebih dalam tentang konteks seputar umpan balik.

Referensi:

  • Stone, D. L., & Heen, S. (2014). Thanks for the Feedback: The Science and Art of Receiving Feedback Well. Penguin.
  • Hattie, J., & Timperley, H. (2007). The power of feedback. Review of Educational Research, 77(1), 81-112.

Contoh Penerapan Model SBI Dalam Bidang Software Engineering

  • Saat tim pengembangan bekerja pada proyek baru, saya melihat bahwa ketika terjadi konflik dalam pemilihan teknologi, kamu sering kali mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan anggota tim lainnya.
  • Dampaknya adalah anggota tim merasa tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan motivasi mereka menurun.
  • Saya percaya jika kamu dapat melibatkan tim dalam pengambilan keputusan tersebut, ini akan meningkatkan kerjasama dan kualitas solusi yang dihasilkan.

Feedback Sandwich Model

Feedback Sandwich Model adalah teknik yang menggabungkan umpan balik positif dan konstruktif untuk menciptakan keseimbangan dan menjaga motivasi serta semangat. Model ini melibatkan “meletakkan” umpan balik konstruktif di antara komentar pengakuan. Dimulai dengan mengakui kelebihan individu atau aspek positif dari pekerjaan mereka, kemudian mengulas area yang perlu diperbaiki, dan diakhiri dengan dorongan atau pengakuan positif. Feedback Sandwich Model membantu menciptakan lingkungan yang mendukung dan memastikan umpan balik tidak hanya dianggap negatif.

Referensi:

  • Liden, R. C., & Maslyn, J. M. (1998). Multidimensionality of leader-member exchange: An empirical assessment through scale development. Journal of Management, 24(1), 43-72.
  • Kluger, A. N., & DeNisi, A. (1996). The effects of feedback interventions on performance: A historical review, a meta-analysis, and a preliminary feedback intervention theory. Psychological Bulletin, 119(2), 254-284.

Contoh Penerapan Feedback Sandwich Model Dalam Startup Teknologi

  • Saya ingin mengapresiasi kemampuan kamu dalam memimpin tim proyek dengan keuletan dan kreativitas yang tinggi.
  • Namun, saya melihat ada beberapa kesempatan untuk meningkatkan pengaturan waktu dalam proyek terbaru kita.
  • Ketika kita memiliki tenggat waktu yang ketat, menentukan prioritas tugas dengan jelas akan membantu tim dalam mengelola waktu dan menghindari penundaan.
  • Saya yakin dengan perencanaan yang lebih efektif, tim kita dapat memberikan hasil yang luar biasa.

STAR Model: Situation, Task, Action, and Result

Model STAR (Situasi, Tugas, Aksi, Hasil) banyak digunakan dalam evaluasi kinerja dan diskusi umpan balik. Ini mendorong pemberi umpan balik untuk memberikan contoh konkret dengan menggambarkan situasi, menjelaskan tugas atau tujuan, menjelaskan tindakan atau perilaku yang diamati, dan membahas hasil atau dampak yang dihasilkan. Model ini menekankan observasi objektif dan bukti konkret, membuat umpan balik lebih nyata dan dapat diimplementasikan. Dengan menerapkan model STAR, pemberi umpan balik dapat memberikan panduan khusus untuk perbaikan.

Referensi:

  • Allen, N. J., & Meyer, J. P. (1990). The measurement and antecedents of affective, continuance, and normative commitment to the organization. Journal of Occupational Psychology, 63(1), 1-18.
  • Jones, G. R. (1986). Socialization tactics, self-efficacy, and newcomers’ adjustments to organizations. Academy of Management Journal, 29(2), 262-279.

Contoh Penerapan STAR Model Dalam Bidang Software Engineering

  • Situasi: Dalam proyek terakhir, kita menghadapi masalah skalabilitas saat jumlah pengguna meningkat secara signifikan.
  • Tugas: Kamu bertanggung jawab untuk mengoptimalkan performa aplikasi agar dapat menangani beban kerja yang lebih besar.
  • Aksi: Kamu melakukan analisis mendalam terhadap infrastruktur dan menerapkan teknik optimasi untuk meningkatkan skalabilitas.
  • Hasil: Setelah implementasi perubahan yang kamu usulkan, aplikasi berhasil menangani lonjakan pengguna dengan lancar dan memberikan pengalaman yang lebih baik. Keputusan kamu dalam mengatasi masalah skalabilitas secara efektif sangat berdampak pada kesuksesan proyek.

Pendleton’s Rules

Aturan Pendleton berfokus pada penilaian diri dan refleksi sebagai titik awal untuk umpan balik. Model ini mendorong individu untuk mengevaluasi kinerja mereka sendiri dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki sebelum menerima umpan balik dari orang lain. Dengan mengambil tanggung jawab terhadap perkembangan mereka sendiri, individu dapat menentukan kekuatan dan kelemahan mereka, yang memungkinkan diskusi umpan balik yang lebih terbuka dan konstruktif. Aturan Pendleton memberdayakan individu untuk berpartisipasi aktif dalam pertumbuhan mereka sendiri dan menciptakan rasa tanggung jawab terhadap peningkatan diri.

Referensi:

  • Pendleton, D., & Furnham, A. (2012). Self-assessment, self-development, and self-esteem. European Psychologist, 17(2), 143-149.
  • Dweck, C. S. (2006). Mindset: The New Psychology of Success. Ballantine Books.

Contoh Penerapan Pendleton’s Rules Dalam Startup Teknologi

  • Sebelum memberikan umpan balik, saya ingin kamu mengambil waktu untuk merenungkan kinerja kamu sendiri dalam memimpin tim pengembangan produk.
  • Evaluasilah cara kamu mengkomunikasikan tujuan proyek kepada anggota tim dan bagaimana kamu memfasilitasi kolaborasi di antara mereka.
  • Kemudian, pikirkan apakah ada area tertentu di mana kamu merasa perlu meningkatkan kepemimpinan diri kamu sendiri.
  • Setelah selesai dengan evaluasi pribadi, kita dapat membahas dan mengeksplorasi cara untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan kamu agar lebih baik lagi.

Kesimpulan

Umpan balik konstruktif adalah komponen penting dari pertumbuhan pribadi dan profesional. Dengan memanfaatkan kerangka kerja seperti Situation-Behavior-Impact (SBI) Model,Feedback Sandwich Model,STAR Model, danPendleton’s Rules, pemberi umpan balik dapat memberikan saran-saran yang spesifik dan dapat dilaksanakan untuk perbaikan sambil menjaga penyampian yang bernada mendukung dan menghormati.

Dari contoh-contoh yang diberikan, penting untuk menyesuaikan contoh-contoh ini dengan situasi yang spesifik dan mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik individu atau tim yang menerima umpan balik.

Ingatlah, tujuan dari umpan balik konstruktif adalah membantu individu mencapai potensi penuh mereka dengan mengatasi area yang perlu dikembangkan. Dengan mengimplementasikan kerangka kerja ini dalam percakapan umpan balik, kita dapat mendorong budaya peningkatan berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif.

Cover https://unsplash.com/photos/3bg0fd2uIds

Author

Engineering Manager, Software Engineer, Chatbot Developer, Natural Language Processing Enthusiast, JAMStack Enthusiast.

Write A Comment