Di sekitaran bulan September tahun lalu, saya mulai mencoba terjun ke dunia saham, khususnya pasar saham syariah. Pada waktu itu saya sempat mengikuti suatu seminar tentang saham syariah dan diberikan gambaran tentang bagaimana ekosistem saham syariah di Indonesia, yang akhirnya membuka mata saya untuk terjun ke dunia pasar saham syariah.
Ada dua jenis analisis yang umum digunakan yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, namun terlepas dari itu, ternyata faktor yang utama adalah psikologi. Singkat cerita di 3-6 bulan awal saya mencoba berperan sebagai trader. Sebagai trader senjata yang sering digunakan adalah analisis teknikal. Seiring berjalannya waktu saya merasa tidak punya cukup waktu untuk mengikuti pola kerja seorang trader. Akhirnya saya memutuskan untuk menjadi investor.
Dengan modal sekitar 13 juta, yang sampai saat ini pun belum berkembang, malah minus (namanya juga belajar 😁), saya mencoba berbagai macam teknik pada kala itu, ada sedikit untung tapi masih banyak rugi 😅. Kemudian setelah mengubah strategi dari trader menjadi investor, yang utama harus diperhatikan adalah psikologinya agar tidak mudah terbawa emosi dikarenakan gejolak fluktuasi pasar saham.
Singkat cerita, saya mulai mencari saham-saham yang lebih stabil dalam jangka panjang dan juga memiliki dividen yang cukup rutin dibagikan. Sebagai contoh berikut email yang saya dapatkan ketika beberapa perusahaan bagi-bagi dividen.
Dividen tunai berupa uang tunai yang diberikan kepada pemilik atau pemegang saham. Dividen tunai ini menjadi jenis yang paling sering digunakan oleh berbagai perusahaan. Selain itu, dividen jenis tunai juga merupakan jenis yang menjadi favorit banyak pemegang saham. Saham-saham yang saya miliki tersebut dalam skala yang sangat kecil, kebanyakan 1 LOT saja, karena memang tujuannya untuk memantau saja, sambil memahami bagaimana sistemnya bekerja.
Uang tunai yang didapatkan dari dividen tersebut sangatlah bervariasi bergantung dari hasil pendapatan perusahaan dan keputusan perusahaan. Ada yang hanya beberapa rupiah per lembar saham sampai ada yang belasan ribu juga. Berikut adalah contoh dividen tunai yang di dapat dari ADRO. Saya memiliki 5 LOT = 500 lembar saham. Dividen per sahamnya adalah 160.16 rupiah, tinggal dikalikan saja dengan lembar saham yang dimiliki maka di dapat angka dividen tunainya. Bayangkan saja, jika memiliki 50.000 lembar saham maka dividen tunai yang di dapat bisa mencapai 8.008.000. Dividen ini biasanya bisa didapat satu tahun sekali, namun tentunya sangat bergantung dari kondisi perusahaan itu sendiri.
Sekalipun beberapa nilai dividen tidak lebih besar dari bunga deposito per tahun di bank. Namun di sisi lain keuntungannya justru bisa berlipat ketika nilai saham dari perusahaan tersebut naik. Sebagai investor jangka panjang, semestinya tidak perlu ragu untuk tetap bertahan sekalipun nilai sahamnya sedang turun, karena dengan nilai kapitalisasi yang besar dan tidak berhenti berinovasi maka nilai saham perusahaan tersebut cenderung akan selalu kembali normal atau bahkan naik di musim-musim tertentu.
Kesimpulannya adalah carilah saham dari perusahaan yang kamu percaya, percaya dengan visi, misi, dan values perusahaannya, percaya bahwa industrinya akan bagus kedepannya, percaya dengan founder atau direksinya, serta memiliki jejak keuangan yang baik dan pernah bagi-bagi dividen.
Semoga bermanfaat 👋
Image by Oleg Gamulinskiy from Pixabay