Saya pikir selebrasi kemerdekaan Indonesia saat ini sudah tidak dibutuhkan.
Indonesia adalah Negara Maju, yang di Mundurkan.
Freddy
Indonesia adalah Negara Pintar, yang di Bodohi.
Indonesia adalah Negara Kuat, yang di Lemahkan.
Indonesia adalah Negara Persatuan, yang di Cerai Beraikan.
Menurut saya sebaiknya kita pertanyakan kepada diri sendiri apa arti kemerdekaan.
Mungkin kita bisa coba jadikan tanggal 17 Agustus sebagai hari “nyepi” nasional tanpa melihat agama apapun. Tentunya setelah upacara penghormatan di pagi hari kepada para pejuang dan pengibaran bendera Merah Putih.
Setelah itu, coba kita menyepi. Jika perlu matikan akses internet selama 8 jam, matikan listrik selama 8 jam, dan hal lainnya yang bisa menjadi distraksi.
Lalu mulailah berpikir.
Bisakah kita memerdekakan mereka yang kelaparan dari laparnya.
Bisakah kita memerdekakan mereka yang masih miskin, setidaknya menjadi cukup.
Bisakah kita memerdekakan mereka yang otaknya atau pemikirannya masih terpenjara.
Bisakah kita memerdekakan mereka yang terperangkap oleh logika mistis.
Bisakah kita memerdekakan diri kita sendiri dari kesesatan berpikir.
Bisakah kita memerdekakan diri kita sendiri dari arogansi dan kesombongan.
Bisakah kita memerdekakan diri kita sendiri dari ekspektasi orang lain.
Indonesia yang Tertunda
Anonim
Indonesia, tanah yang subur,
tapi benihnya dicabut sebelum tumbuh.
Bangsa yang cerdas,
namun pikirannya dikaburkan oleh janji semu.
Negeri yang kuat,
tapi ototnya dilemahkan oleh kepentingan sempit.
Persatuan yang agung,
dipecah oleh suara yang ingin menang sendiri.
Namun saya percaya,
di balik kabut ada cahaya,
dan cahaya itu adalah rakyat yang sadar.